Review
Jurnal: Perilaku Jilbab di Universitas Sebelas Maret (Studi Kasus Tren Memakai
Jilbab di Kalangan Mahasiswa FKIP UNS
Latar
Belakang
Penggunaan
jilbab di kalangan perempuan Indonesia sekarang ini menjadi fenomena yang
berkaitan dengan fesyen. Sangat berbeda dengan fesyen perempuan Indonesia pada
zaman dahulu.
Jilbab
sendiri merupakan ketentuan berpakaian untuk wanita muslim yang sudah di
tetapkan dalam Alquran. Penggunaan jilbab dapat disebutkan sebagai bentuk
ketaatan, kesopanan, dan perlawanan (fatwa El Guindi).
Syariat
Islam mengenai pemakaian jilbab ini dari hasil data jilbab UKM SKI dilihat dari
tabel SKI dan hasil observasi yang sudah dilakukan sudah sangat memasyarakat,
termasuk di kampus Universitas Sebelas Maret dengan tempat observasi di kantin,
perpustakaan, dan public space FKIP UNS. Akan tetapi, kita juga harus
terfokus pada motivasi dan tujuan pemakaian jilbab. Apakah mengedepankan
syariat Islam atau hanya sekadar tren saja.
Tujuan
Artikel Ilmiah
Jurnal
ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi kesadaran mahasiswi di sana
sehingga mengenakan jilbab, serta motivasi mereka mengenakan jilbab. Jurnal ini
mengambil sampel 30 mahasiswi FKIP UNS dengan lokasi penelitian di lingkungan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Pembahasan
Individu
dalam merespon suatu hal atau peristiwa dilakukan sepanjang tindakan tersebut
memberikan arti subjektif kepada tindakan itu. Sosiologi memisahkan diri dari
dua ilmu yaitu filsafat dan psikologi selalu menganggap bahwa sosiologi adalah
turunan dari filsafat dan psikologi dengan menjadikan objek aktor mengenai
realita sosial sebagai kajian dan menggunakan metode verifikasi aktor yang
berbeda dari filsafat ataupun psikologi. Pemikiran interpretasi ini oleh
Johnson (1988) ditegaskan bahwa karena keharusan aktor dalam sosiologi harus
menganlisa perilaku aktor manusia individual orientasi subyektif mereka
sendiri.
Bertolak
dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial itu Weber
mengemukakan lima aktor pokok yang menjadi sasaran penelitian sosiologi, yaitu:
pertama adalah tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang
subyektif ini meliputi berbagai tindakan nyata. Kedua adalah tindakan nyata dan
bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyek. Yang ketiga tindakan yang
meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang sengaja diulang serta
tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam. Keempat adalah tindakan itu
diarhkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu. Kelima adalah tindakan
itu memperhatikan tindakan orang lain dan kepada orang lain itu (Ritzer, 2002 :
39).
Menurut
Ritzer, sosiologi dilihat sebagai satu ilmu multi aktor yang membedakan tiga
aktor yang secara fundamental berbeda satu sama lain. Paradigma faktor sosial,
aktor definisi sosial dan aktor perilaku sosial (Ritzer, 1985 : 7). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan aktor perilaku sosial, paradigma perilaku
sosial. Paradigma ini memusatkan perhatian pada hubungan antar individu dengan
lingkungan. Lingkungan terdiri dari atas bermacammacamobjek sosial dan objek
non sosial, menurut perilaku sosial (HF. Skinner) objek sosiologi yang konkrit
adalah perilaku manusia yang aktor serta kemungkinan perulangannya (Ritzer,
1985 : 82).
Kebudayan
masyarakat tersusun dari tingkah laku. Dengan kata lain, kebudayaan adalah
tingkah laku yang berpola untuk memahami tingkah laku yang berpola itu
diperlukan konsep-konsep seperti ide dan nilai-nilai yang diperlukan adalah
pemahaman terhadap kemungkinan penguatan penggunaan paksa itu. Manusia dianggap
mempunyai bagian-bagian dalam yang serba bebas untuk menentukan tindakannya yang
hanya diperlukan untuk menerangkan sesuatu yang ada. Exsistensinya tergantung
kepada ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk menerangkan.
Teori
ini digunakan dalam penelitian ini adalah Behavorial Sociology. Behavorial
Sociology di bangun dalam rangka menerapkan prinsip-prinsip psikologi perilaku
ke dalam sosiologi. Perhatiannya pada hubungan antara akibat dan tingkah laku
yang terjadi di dalam lingkungan aktor. Faktor penentu atau determinan perilaku
manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai
aktor, baik internal maupun ekternal (lingkungan) pada garis besar perilaku
manusia dapat dilihat dari tiga aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi
dari tiga aspek tersebut sulit untuk digaris bawah yang tegas dalam mempenagruhi
perilaku manusia. Sebenarnya refleksi dari berbagai kejiwaan seperti
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap, dan
sebagainya. Namun demikian, pada realitanya sulit dibedakan atau dideteksi
gejala kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih
lanjut gejaa kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai aktor,
diantaranya aktor pengalaman, keyakinan, saran, fisik, sosial budaya,
masyarakat, dan sebagainya.
Perilaku
dapat didefinisikan secara singkat berupa suatu keadaan jiwa atau berfikir dan
sebagainya dari seseorang untuk memberikan respon atau tanggapan situasi di
luar subjek tersebut. Respon atau tanggapan ini ada 2 macam, yaitu bersifat
aktif (denagn tindakan) dan bersifat pasif (tanpa tindakan) perilaku aktif
dapat dilihat sedangkan perilaku pasif tidak dapat dilihat. Bentuk operasional
dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis tindakan:
1. Perilaku
dalam bentuk pengetahuan yaitu mengetahui adanya situasi dan rangsangan dari
luar.
2. Perilaku
dalam bentuk sikap tantangan batin terhadap keadaan atau rangsanngan dari luar.
3. Perilaku
dalam praktek tindaka yaitu perbuatan atau tindakan yang jelas terhadap
rangsangan dari luar (Soekidjonotoatmojo, 1990 : 1).
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan analisis temuan penelitian, peneliti meberikan kesimpulan
bahwa:
Muslimah
berjilbab karena ingin menyempurnakan perintah Allah SWT sesuai yang telah
ditetapkan di dalam Al Quran. Kemudian ada yang memaknai sebagai sebuah proses
atau tahap untuk menjadi dari yang lebih baik lagi. Jilbab yang mereka kenakan
sekarang merupakan tahap awal untuk lebih sempurna lagi dalam menutupnya.
Jilbab dimaknai secara sempit sebagai pentup aurat dalam penampilan muslimah.
Hal ini ditandai dengan wilayah operasi muslimah yang lebih memperhatikan
tampakan luar jilbabnya. Orientasi muslimah kini lebih terfokus pada jilbab
fisik. Muslimah cenderung memanfaatkan simbol-simbol Islami pada jilbab
sebelumnya untuk menunjang penampilan mereka. Penampilan bagi muslimah sangat
penting untuk membentuk kesan Islami di mata orang lain. Tujuan orang memakai
jilbab saat ini tidak lagi sekedar menunjukkan identitas keislamannya tapi
jilbab sudah menjadi multi identitas.
Muslimah
dengan jilbabnya ingin menciptakan kesan positif di mata orang lain speerti
muslimah yang santun dan feminim. Muslimah ingin mengekpresikan karakternya
bahwa dengan jilbab, mereka tetap bisa tampil modis dan cantik. Singkatnya,
muslimah saat ini ingin berjilbab sesuai dengan ketentuan Islam denagn tetap
memperhatikan tren dan mode yang sedang berkembang. Jilbab merupakan pakaian
yang ditujukan kepada muslimah untuk menutup aurat dan melindungi aurat. Jilbab
menjadi kewajiban bagi muslimah yang sudah baligh. Perintah kewajibabn muslimah
menutup aurat dengan jilbab tertera dalam Al-Qur‟an Surat Al Ahzab [33] ayat 59
dan surat An Nur [24] ayat 31. Di dalam kedua syarat tersbut muslimah
diperintahkan untuk menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh dan dilarang
menampakkan perhiasannya selain yang memang biasa nampak kepada selain
muhrimnya.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar